BAWAKALEM. Adakah lelaki yang mencuri hatiku?
Ia dari pulau panas nan berawa bernama Bengkulu
Menjulang, dengan langkah tegap
Parasnya sulit dilupakan
Itu yang membuatku terpikat?
Bukan. Aku tahu raga ‘kan dimakan usia
Lantas harta?
Sembilan digit saban purnama jelas tak bisa dianggap biasa
Atau Kecerdasan? Kepemimpinan?
Atas ratusan ribu manusia di lima benua?
Kerap
Saat mulai lemah
Saat mulai goyah
Engkau hanya bertanya,
“Apa kau lupa impianmu?”
Seumur hidup
Sang raja tak kenal alasan
Sebab hanya itu senjata para pecundang yang ampuni citanya
Juga yang lari dari medan laga
Bertahun-tahun
Pertempuran demi pertempuran
Berpeluh, berdarah, tanpa jeda
Tak jarang kawan jadi lawan
Ditikam dari belakang
Seratus prajurit mundur dari barisan
Akhirnya berbuah,
“Ibu ridha padamu, Nak..”
Kalimat agung yang tak semua orang mampu perjuangkan
Rajaku kini tak lagi sedia kala
Jalannya limbung
Parasnya tak menawan
Mahkotanya tinggal separuh
Namun petang itu
Aku tahu
Apinya tetap berkobar
Allah.. Kucinta ia
Sebab telah tunjukkan arti bakti yang sesungguhnya
Sebab telah ajarkan ketangguhan yang sebenarnya
Sebab telah menjadi jalan untuk lebih dekat dengan-Mu
Allah.. Berikanlah pengampunan dan akhir mulia untuknya.
Mulki Syahida
(Tentang pertemuan dengan lelaki terhormat di Casablanca, 7 Desember 2018)
Facebook Comments
